Livejurnal69 - Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Mesin Universitas Trisakti mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) dengan bahan baku kelapa parut sebagai energi alternatif untuk kendaraan. BBN ini termasuk jenis biodiesel yang diberi nama water coco fuel.
Mengapa menggunakan istilah water? “Istilah water digunakan untuk menunjukkan adanya tambahan air pada proses minyak nabati yang dihasilkan, selain menjadi bahan bakar alternatif, bahan bakar ini juga ramah lingkungan,”ujar Kholis Puji, Mahasiswa semester enam FT Universitas Trisakti dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) beberapa waktu lalu seperti dikutip energiterbarukan.net dari Kantor Berita Nasional Antara, Rabu 11 Agustus 2010.
Bukan hanya itu, mahasiswa-mahasiwa ini juga telah mengembangan energi alternatif yang berasal dari biji jarak dan jelantah (minyak goreng bekas). “Minyak jelantah yang digunakan diperoleh dari restoran, bahkan terkadang restoran-restoran itu memberikan minyak jelantah secara gratis, sementara minyak dari biji jarak Trisakti memiliki perkebunan biji jarak di Sukabumi,”papar Reandy, rekan Kholis.
Berdasarkan pengakuan mereka, bahan bakar mesin diesel jelantah ini telah dicoba untuk menempuh perjalanan Jakarta-Bali pada Mei lalu dan mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Sebelumnya, penemuan-penemuan mahasiswa ini juga telah mendapatkan pengakuan dari MURI dimana pada 2007 pernah melakukan ujicoba penggunaan bio etanol sebagai pengganti bensin untuk gokart, prestasi lain dalam pengembangan kendaraan energi alternatif sebagai pengganti listrik, atas temuan ini mereka mendapatkan imbalan dua kali meraih penghargaan MURI untuk kategori menyalakan lampu pijar dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel bahan bakar alternatif minyak jelantah terbanyak tahun 2005 dan 2007.
Mengapa menggunakan istilah water? “Istilah water digunakan untuk menunjukkan adanya tambahan air pada proses minyak nabati yang dihasilkan, selain menjadi bahan bakar alternatif, bahan bakar ini juga ramah lingkungan,”ujar Kholis Puji, Mahasiswa semester enam FT Universitas Trisakti dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) beberapa waktu lalu seperti dikutip energiterbarukan.net dari Kantor Berita Nasional Antara, Rabu 11 Agustus 2010.
Bukan hanya itu, mahasiswa-mahasiwa ini juga telah mengembangan energi alternatif yang berasal dari biji jarak dan jelantah (minyak goreng bekas). “Minyak jelantah yang digunakan diperoleh dari restoran, bahkan terkadang restoran-restoran itu memberikan minyak jelantah secara gratis, sementara minyak dari biji jarak Trisakti memiliki perkebunan biji jarak di Sukabumi,”papar Reandy, rekan Kholis.
Berdasarkan pengakuan mereka, bahan bakar mesin diesel jelantah ini telah dicoba untuk menempuh perjalanan Jakarta-Bali pada Mei lalu dan mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Sebelumnya, penemuan-penemuan mahasiswa ini juga telah mendapatkan pengakuan dari MURI dimana pada 2007 pernah melakukan ujicoba penggunaan bio etanol sebagai pengganti bensin untuk gokart, prestasi lain dalam pengembangan kendaraan energi alternatif sebagai pengganti listrik, atas temuan ini mereka mendapatkan imbalan dua kali meraih penghargaan MURI untuk kategori menyalakan lampu pijar dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel bahan bakar alternatif minyak jelantah terbanyak tahun 2005 dan 2007.
0 komentar:
Posting Komentar
Sahabat yang budiman jangan lupa Setelah membaca untuk memberikan komentar.Jika Sobat Suka Akan Artikelnya Mohon Like Google +1 nya.
Komentar yang berbau sara,fornografi,menghina salah satu kelompok,suku dan agama serta yang bersifat SPAM dan LINK karena akan kami hapus.Terima Kasih Atas Pengertiannya