Livejurnal69 - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam jangka waktu selama empat tahun ke depan Indonesia akan memiliki 500 roket sebagai pertahanan negara.
"Insya Allah nanti pada tahun 2014 paling sedikit ada 500 roket R-Han 122 yang akan masuk dalam jajaran pertahanan kita karena ini merupakan hasil karya anak negeri selama enam tahun," kata Menhan di Waytuba, Waykanan, Lampung, Sabtu.
R-Han 122, lanjut Menhan, berfungsi sebagai senjata yang berdaya ledak optimal dengan sasaran darat ke darat dengan jarak tembak antara 11 sampai dengan 14 km sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai Alutsista TNI yang selama ini masih tergantung dengan luar negeri.
"Selama ini Alustsista kita dibeli dari Amerika, namun karena kita sudah memiliki roket sendiri yang selama ini hanya diaplikasikan untuk kepentingan ilmiah atau sipil, diantaranya penginderaan jarak jauh, penelitian atmosfer, pemantauan cuaca atau peluncuran satelit, diharapkan dapat digunakan semaksimal mungkin, terlebih merupakan industri dalam negeri," ujarnya
R-Han 122 merupakan kerja keras anak-anak bangsa Indonesia selama enam tahun.
"R-Han 122 ini adalah hasil kerja keras selama enam tahun. Tiga tahun pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh intitusi LAPAN, Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Kementerian Pertahanan dan Menristek dan pada tiga tahun selanjutnya telah dikolaborasikan," ujarnya.
Kebijakan pembangunan sarana pertahanan, lanjut Menhan, merupakan bagian terpadu dari kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi geografi, demografi, sumber kekayaan alam buatan maupun kemampuan anggaran negara.
"Indonesia sebagai kepulauan yang luas membutuhkan sistem pertahanan yang lebih baik untuk mempertahankan wilayahnya," tegasnya.
Selain itu juga, lanjut dia, kebutuhan peralatan pertahanan dalam menghadapi era globalisasi semakin meningkat dan kompleks jenisnya sehingga memerlukan peningkatan fasilitas Alutsista penunjang.
"Alustita penunjang diantaranya adalah `prototype warhead` dan `impact fuze` pada roket caliber 122 mm yang perlu diintegrasikan sebagai Alutsista pertahanan," katanya.
Terkait daya jual R-Han 122, kata dia, tentu sangan memungkinkan jika teruji bagus sebagaimanan Anoa yang dibeli oleh Malaysia.
"Anoa bisa kita jual ke Malaysia karena sudah kita pakai di Lebanon dan teruji bagus serta didukung oleh PBB," ujarnya.
"Insya Allah nanti pada tahun 2014 paling sedikit ada 500 roket R-Han 122 yang akan masuk dalam jajaran pertahanan kita karena ini merupakan hasil karya anak negeri selama enam tahun," kata Menhan di Waytuba, Waykanan, Lampung, Sabtu.
R-Han 122, lanjut Menhan, berfungsi sebagai senjata yang berdaya ledak optimal dengan sasaran darat ke darat dengan jarak tembak antara 11 sampai dengan 14 km sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai Alutsista TNI yang selama ini masih tergantung dengan luar negeri.
"Selama ini Alustsista kita dibeli dari Amerika, namun karena kita sudah memiliki roket sendiri yang selama ini hanya diaplikasikan untuk kepentingan ilmiah atau sipil, diantaranya penginderaan jarak jauh, penelitian atmosfer, pemantauan cuaca atau peluncuran satelit, diharapkan dapat digunakan semaksimal mungkin, terlebih merupakan industri dalam negeri," ujarnya
R-Han 122 merupakan kerja keras anak-anak bangsa Indonesia selama enam tahun.
"R-Han 122 ini adalah hasil kerja keras selama enam tahun. Tiga tahun pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh intitusi LAPAN, Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Kementerian Pertahanan dan Menristek dan pada tiga tahun selanjutnya telah dikolaborasikan," ujarnya.
Kebijakan pembangunan sarana pertahanan, lanjut Menhan, merupakan bagian terpadu dari kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi geografi, demografi, sumber kekayaan alam buatan maupun kemampuan anggaran negara.
"Indonesia sebagai kepulauan yang luas membutuhkan sistem pertahanan yang lebih baik untuk mempertahankan wilayahnya," tegasnya.
Selain itu juga, lanjut dia, kebutuhan peralatan pertahanan dalam menghadapi era globalisasi semakin meningkat dan kompleks jenisnya sehingga memerlukan peningkatan fasilitas Alutsista penunjang.
"Alustita penunjang diantaranya adalah `prototype warhead` dan `impact fuze` pada roket caliber 122 mm yang perlu diintegrasikan sebagai Alutsista pertahanan," katanya.
Terkait daya jual R-Han 122, kata dia, tentu sangan memungkinkan jika teruji bagus sebagaimanan Anoa yang dibeli oleh Malaysia.
"Anoa bisa kita jual ke Malaysia karena sudah kita pakai di Lebanon dan teruji bagus serta didukung oleh PBB," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Sahabat yang budiman jangan lupa Setelah membaca untuk memberikan komentar.Jika Sobat Suka Akan Artikelnya Mohon Like Google +1 nya.
Komentar yang berbau sara,fornografi,menghina salah satu kelompok,suku dan agama serta yang bersifat SPAM dan LINK karena akan kami hapus.Terima Kasih Atas Pengertiannya