"Program ini adalah pusat penelitian. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah negara yang banyak dilanda gempa," kata Rektor ITB Akhmaloka setelah bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Akhmaloka menyatakan, pusat penelitian itu akan fokus pada pengembangan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah dampak buruk gempa dan aktivitas gunung berapi.
Menurut dia, ITB fokus pada pengembangan teknologi karena sektor itu relatif tidak berkembang secara maksimal. Selama ini banyak pihak hanya fokus pada pelayanan sosial terkait dampak gempa dan aktivitas gunung berapi.
ITB juga akan membuka program pascasarjana yang khusus mempelajari fenomena gempa dan kegunungapian.
Pendirian pusat penelitian dan program studi itu akan dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga, antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Selain itu, ITB juga akan bekerjasama dengan sejumlah lembaga dan universitas dari berbagai negara, antara lain Jepang dan Australia.
Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menyatakan, Presiden Yudhoyono menyambut baik rencana ITB untuk mengembangkan pusat penelitian dan program studi tentang gempa dan vulanologi.
Presiden berharap, upaya ITB itu diikuti oleh lembaga pendidikan lain yang memiliki fakultas teknik.
0 komentar:
Posting Komentar
Sahabat yang budiman jangan lupa Setelah membaca untuk memberikan komentar.Jika Sobat Suka Akan Artikelnya Mohon Like Google +1 nya.
Komentar yang berbau sara,fornografi,menghina salah satu kelompok,suku dan agama serta yang bersifat SPAM dan LINK karena akan kami hapus.Terima Kasih Atas Pengertiannya