Home » , » LIPI Kembangkan Biodiesel Generasi II, Korea Investasikan USD3 Juta

LIPI Kembangkan Biodiesel Generasi II, Korea Investasikan USD3 Juta

JurnalSecience - Korea Selatan menginvestasikan USD3 juta uangnya untuk bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) demi mengembangkan penelitian biodiesel generasi kedua menggunakan lignoselulosa dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Pihak Korea yang diwakili Korea Institute of Science and Technology (KIST) melakukan kerja sama penelitian selama tiga tahun, mulai dari tahun lalu sampai 2012 mendatang. Research Fellow Clean Technology Center Song Hyung Keun menyatakan bahwa pilot project ini adalah sebagai tindak lanjut dari langkah-langkah Korea untuk mengembangkan teknologi bersih.

"Di Indonesia sebelumnya kami telah banyak berinvestasi pada perkembangan penggunaan biodiesel generasi pertama yang menggunakan saripati singkong seperti di Papua," ungkap Hyung Keun ketika dijumpai di kantor LIPI, Jakarta, Kamis (18/8/2011)

Seperti diketahui, pilot project yang dilakukan Korea dan LIPI ini untuk meengembangkan ethanol berbasis kelapa sawit. LIPI pun ikut menyumbang USD600 ribu untuk kesuksesan kerja sama tiga tahunan ini.

"Kami senang bekerja sama dengan Indonesia dan berharap akan bisa terus mengembangkan proyek-proyek lainnya ke depan," lanjutnya.

Di tempat yang sama, Pilot Project Kerja Sama Indonesia-Korea Haznan Abimanyu menyatakan bahwa meski masih dikembangkan sebagai penelitian, tetapi sudah ada investor di Lampung yang tertarik untuk mengembangkan bahan bakar dengan menggunakan limbah kelapa sawit tersebut.

"Langkah kami ini memang baru sebatas research and development, tetapi tidak menutup juga untuk dikomersialisasikan. Harga bahan bakar yang dihasilkan mungkin lebih mahal dari BBM sekira Rp9.000 per liter. Namun, kemarin waktu kami ke Lampung sudah ada investor yang tertarik untuk kembangkan, itu PNPN VII," papar Haznan.  


sumber:LIPI
Share this article :

2 komentar:

Robert mengatakan... Reply Comment

ok banget sayang harganya kok mahal ya padahal dari sampah harusnya kan lebih murah

Jurnal Secience mengatakan... Reply Comment

bukan sampahnya yang mahal, tetapi teknologinya.investasi awal pembangunan nya yang cukup besar. terima kasih

Posting Komentar

Sahabat yang budiman jangan lupa Setelah membaca untuk memberikan komentar.Jika Sobat Suka Akan Artikelnya Mohon Like Google +1 nya.
Komentar yang berbau sara,fornografi,menghina salah satu kelompok,suku dan agama serta yang bersifat SPAM dan LINK karena akan kami hapus.Terima Kasih Atas Pengertiannya

 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2012. Jurnal Secience - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Creative Commons License
Proudly powered by Blogger