JurnalScience – Salahkah selera anda untuk sangat menyukai Lemak atau mengapa kita sangat gemar akan makan makanan yang mengandung lemak? Untuk hal ini anda mungkin saja bisa menyalahkan indera penyecap kita. Dimana ternyata lidah kita mampu untuk mengenali dan memiliki afinitas untuk lemak. Ini di ungkap para peneliti di Wasington University School of Medicine di St Lois. Mereka telah menemukan bahwa Variasi di dalam Gen dapat membuat orang untuk sangat menggemari atau tidak terhadap lemak.
Studi yang di kerjakan ini adalah pertama untuk mengidentifikasi reseptor manusia yang bisa mencicipi lemak dan menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap kehadiran lemak dalam makanan. Penelitian ini tersedia secara online di Journal of Lipid Research.
Peneliti menemukan bahwa orang dengan Variasi tertentu dari gen CD36 jauh lebih sensitif terhadap kehadiran lemak dalam makanan dibandingkan dengan yang lain.
”Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami persepsi kita terhadap lemak di dalam makanan yang juga dapat mempengaruhi apa saja makanan yang kita konsumsi dan jumlah lemak yang kita konsumsi, “ kata peneliti Senior Nada A. Abumrad, PhD, Dr Robert A. Atkins Profesor Kedokteran dan Obesitas. “ Dalam studi ini kami menemukan satu alasan potensi individu di dalam pengertian bagaimana orang gemuk, seperti di tunjukkan baru baru ini, bahwa orang dengan tingkat konsumsi lemak yang tinggi, mereka menjadi kurang sensitif untuk itu dan membutuhkan asupan yang lebih untuk memenuhi kepuasannya. Apa yang akan perlu kita tentukan untuk menemukan di masa depan adalah menemukan kemampuan kita untuk mendeteksi lemak dalam makanan yang mempengaruhi asupan lemak kita, yang jelas akan berdampak pada obesitas.”
Orang-orang yang memiliki lebih banyak protein CD36 dengan mudah untuk mendeteksi kehadiran lemak, bahka dalam studi ditemukan sebagian besar orang dengan CD36 yang tinggi memiliki potensi delapan kali lebih sensitif terhadap kehadiran lemak dari pada yang lainnya.
Para peneliti mempelajari dengan sampel 21 orang dengan indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih, yang di anggap Obesitas. Beberapa peserta memiliki variasi genetik yang menyebabkan produksi CD36 lebih banyak dan beberapa di antaranya lebih sedikit.
Dalam penelitian ini peserta diminta untuk mencicipi solusi makanan dari tiga piring yang berbeda. Satu berisikan jumlah minyak lemak yang sedikit. Dua yang lainnya berisi makanan yang mirip tekstur lemak tetapi bebas lemak. Subjek diminta untuk memilih piring yang berbeda.
“ Kami melakukan tiga kali tes yang sama terhadap tiga piring tersebut dengan masing masing subjek, beberapa di antara untuk mempelajari batas dimana individu untuk dapat mengidentifikasi lemak di dalam piring tersebut, “ Jelas Penulis pertama M. Yanina Pepino, PhD asisten profesor pada penelitian ini.” Jika kita bertanya, ‘apakah rasanya seperti lemak?’ ini adalah sangat subjektif jadi kita mencoba untuk objektif mengukur dimana orang bisa mendeteksi perbedaan konsentrasi lemak.
Penemuan CD36 ditemukan pada penelitian lain yang mana digunakan tikus sebagai objek uji. Para ilmuan telah belajar bahwa ketika hewan secara rekayasa genetik tanpa gen CD36, mereka tidak menampilkan preferensi untuk makanan berlemak. Selain itu, hewan yang tidak memproduksi CD36 mengalami kesulitan mencerna lemak.
Abumrad adalah orang yang pertama kali mengidentifikasi CD36 sebagai protein yang mempunyai peranan dalam memfasilitasi penyerapan asam lemak. Dia mengatakan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana protein bekerja dan ini mungkin penting untuk perang melawan obesitas.
Untuk lebih memahami hasil dari penelitian ini anda dapat melihat referensi jurnal ini di link berikut.
Referensi Jurnal: M. Y. Pepino, L. Love-Gregory, S. Klein, N. A. Abumrad. The fatty acid translocase gene, CD36, and lingual lipase influence oral sensitivity to fat in obese subjects. The Journal of Lipid Research, 2011; DOI: 10.1194/jlr.M021873
(Foto by: http://inimu.com)
Studi yang di kerjakan ini adalah pertama untuk mengidentifikasi reseptor manusia yang bisa mencicipi lemak dan menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap kehadiran lemak dalam makanan. Penelitian ini tersedia secara online di Journal of Lipid Research.
Peneliti menemukan bahwa orang dengan Variasi tertentu dari gen CD36 jauh lebih sensitif terhadap kehadiran lemak dalam makanan dibandingkan dengan yang lain.
”Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami persepsi kita terhadap lemak di dalam makanan yang juga dapat mempengaruhi apa saja makanan yang kita konsumsi dan jumlah lemak yang kita konsumsi, “ kata peneliti Senior Nada A. Abumrad, PhD, Dr Robert A. Atkins Profesor Kedokteran dan Obesitas. “ Dalam studi ini kami menemukan satu alasan potensi individu di dalam pengertian bagaimana orang gemuk, seperti di tunjukkan baru baru ini, bahwa orang dengan tingkat konsumsi lemak yang tinggi, mereka menjadi kurang sensitif untuk itu dan membutuhkan asupan yang lebih untuk memenuhi kepuasannya. Apa yang akan perlu kita tentukan untuk menemukan di masa depan adalah menemukan kemampuan kita untuk mendeteksi lemak dalam makanan yang mempengaruhi asupan lemak kita, yang jelas akan berdampak pada obesitas.”
Orang-orang yang memiliki lebih banyak protein CD36 dengan mudah untuk mendeteksi kehadiran lemak, bahka dalam studi ditemukan sebagian besar orang dengan CD36 yang tinggi memiliki potensi delapan kali lebih sensitif terhadap kehadiran lemak dari pada yang lainnya.
Para peneliti mempelajari dengan sampel 21 orang dengan indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih, yang di anggap Obesitas. Beberapa peserta memiliki variasi genetik yang menyebabkan produksi CD36 lebih banyak dan beberapa di antaranya lebih sedikit.
Dalam penelitian ini peserta diminta untuk mencicipi solusi makanan dari tiga piring yang berbeda. Satu berisikan jumlah minyak lemak yang sedikit. Dua yang lainnya berisi makanan yang mirip tekstur lemak tetapi bebas lemak. Subjek diminta untuk memilih piring yang berbeda.
“ Kami melakukan tiga kali tes yang sama terhadap tiga piring tersebut dengan masing masing subjek, beberapa di antara untuk mempelajari batas dimana individu untuk dapat mengidentifikasi lemak di dalam piring tersebut, “ Jelas Penulis pertama M. Yanina Pepino, PhD asisten profesor pada penelitian ini.” Jika kita bertanya, ‘apakah rasanya seperti lemak?’ ini adalah sangat subjektif jadi kita mencoba untuk objektif mengukur dimana orang bisa mendeteksi perbedaan konsentrasi lemak.
Penemuan CD36 ditemukan pada penelitian lain yang mana digunakan tikus sebagai objek uji. Para ilmuan telah belajar bahwa ketika hewan secara rekayasa genetik tanpa gen CD36, mereka tidak menampilkan preferensi untuk makanan berlemak. Selain itu, hewan yang tidak memproduksi CD36 mengalami kesulitan mencerna lemak.
Abumrad adalah orang yang pertama kali mengidentifikasi CD36 sebagai protein yang mempunyai peranan dalam memfasilitasi penyerapan asam lemak. Dia mengatakan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana protein bekerja dan ini mungkin penting untuk perang melawan obesitas.
Untuk lebih memahami hasil dari penelitian ini anda dapat melihat referensi jurnal ini di link berikut.
Referensi Jurnal: M. Y. Pepino, L. Love-Gregory, S. Klein, N. A. Abumrad. The fatty acid translocase gene, CD36, and lingual lipase influence oral sensitivity to fat in obese subjects. The Journal of Lipid Research, 2011; DOI: 10.1194/jlr.M021873
(Foto by: http://inimu.com)
2 komentar:
mampir siang ke tempat sahabat setelah lama menangguhkan kunjungan balik ke sobat blogger yang lain.
thank imponya dah share.
terkait dengan permintaan, Insya Allah ntar malem
@gang tutorial: sama sama sobat.thnks banget udah tanggapi permintaanya.
Posting Komentar
Sahabat yang budiman jangan lupa Setelah membaca untuk memberikan komentar.Jika Sobat Suka Akan Artikelnya Mohon Like Google +1 nya.
Komentar yang berbau sara,fornografi,menghina salah satu kelompok,suku dan agama serta yang bersifat SPAM dan LINK karena akan kami hapus.Terima Kasih Atas Pengertiannya